Selasa, 30 Desember 2025

Yayasan Rumah Singgah Provinsi Riau Cabang Kabupaten Kepulauan Meranti kini  telah resmi memiliki Rumah singgah

Yayasan Rumah Singgah Provinsi Riau Cabang Kabupaten Kepulauan Meranti kini telah resmi memiliki Rumah singgah





KabarPesisirNews.Com
SELATPANJANG RIAU,    -
Keberadaan Rumah singgah Provinsi Riau Cabang Kabupaten Kepulauan Meranti, sebagai tempat istirahat bagi  orang- orang  sakit  khusus bagi  pasien  rumah sakit  di kabupaten Kepulauan Meranti kini telah resmi di dirikan, adapun Rumah singgah tersebut beralamat di jalan rintis  Gg Habib  kelurahan Selatpanjang Selatan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti.


Bersama ini kami dari Pengurus Yayasan Rumah Singgah Provinsi Riau 
Cabang Kabupaten Kepulauan Meranti menghimbau  Bagi masyarakat yang sakit memerlukan rumah singgah perlu untuk berobat di Kabupaten Kepulauan Meranti bahkan kalau mau di rujuk ke rumah sakit di luar kota dianjurkan agar dapat menuju lansung ke rumah singgah yayasan cabang ini agar dapat tempat istirahat 


Sementara serta dapat juga sekaligus  melengkapi semua administrasi terkait masalah si pesakit tersebut termasuk masalah SKT dan BPJS dan surat rekomendasi serta surat lainya dari pengurus Yayasan tersebut tanpa di ambil biaya .


Ketua Yayasan Rumah Singgah Provinsi Riau Cabang
Kabupaten Kepulauan Meranti, Buyung dalam kesempatan ini kepada wartawan di mengatakan, bahwa sat ini  kita baru dapat rumah tempat  menampung para pasien yang akan berobat di Rumah sakit Kabupaten Jelas Buyung .


Sementara tambahnya kami  hanya bekerja secara sosial sebagai insan yang  peduli terhadap warga yang sedang  menghadapi  sakit dan untuk itu saya tegaskan kepada anggota untuk tidak mengambil imbalan dalam bentuk apapun kepada pesakit dan terhadap keluarga nya, yang jelas kita  kerja hanya sebatas sosial tanpa ada pamrih baik  dari pesakit itu sendiri maupun dari  keluarga pesakit .


Bila mana ada para pasien yang sakit  kalau memang Rumah Sakit di Kepulauan Meranti  ini tidak mampu untuk menyembuhkan pasien dan harus di rujuk ke rumah sakit lain di luar kabupaten kita akan membantu pengurusanya administrasinya Kata Buyung."****




LIPUTAN        :    ZAINI
EDITOR          :    REDAKSI 
Bhayangkari cabang Meranti Bersama Wakapolres Jajaran Sembangi Pos nataru Berikan Tali Asih

Bhayangkari cabang Meranti Bersama Wakapolres Jajaran Sembangi Pos nataru Berikan Tali Asih






KabarPesisirNews.Com
KEPULAUAN MERANTI RIAU,  -
Polres Kepulauan Meranti Polda Riau lekukan Peninjauan Pos Pengamanan dan Pos Pelayanan Ops Lilin Lancang Kuning Tahun 2025 oleh Wakapolres Kepulauan Meranti Kompol Detis Mayer Silitongga SH
serta Pemberian Tali Asih dari Pengurus Bhayangkari Cabang Kepulauan Meranti Senin (29/12/2025) Pagi.


Selain itu,Pos Pelayanan Nataru Ops Lilin Lancang Kuning 2025 bertempat di Pelabuhan Tanjung Harapan Jalan Tanjung Harapan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti juga di Pos Pengamanan Nataru Ops Lilin Lancang Kuning 2025 bertempat di Taman Cik Puan Jalan Merdeka Kecamatan  Tebing Tinggi Kabupaten. Kepulauan Meranti.


Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Aldi Alfa Faroqi melalui Wakapolres Meranti Kompol Detis Mayer Silitonga menyampaikan bahwa kami bersama Pengurus Bhayangkari Cabang Polres Kepulauan Meranti melakukan peninjauan terhadap Pos Yan dan Pos Pam dalam rangka Bhayangkari Peduli kepada Personil yang terlibat Operasi lilin Lancang Kuning 2025.


"Adapun Tujuan dilakukannya peninjauan guna melihat kesiapan personel dalam pelaksanaan pengamanan serta menghimbau kepada Personel Pos Yan dan Pos Pam untuk meningkatkan kewaspadaan, selalu humanis dalam setiap memberikan pelayanan," ujar Wakapolres.


Kata Wakapolres, kita beserta Pengurus Bhayangkari Cabang Kepulauan Meranti memberikan talih asih berupa bingkisan makanan, minuman dan alat kesehatan kepada personel yang melaksanakan pengamanan Pos Yan dan Pos Pam Nataru Ops Lilin Lancang Kuning Tahun 2025.


Selanjutnya, Wakapolres bersama Pengurus Bhayangkari Cabang Polres Kepulauan Meranti juga memberikan masukan terhadap personel yang melaksanakan pengamanan Pos Yan dan Pos Pam Nataru untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dalam pelaksanaan tugas serta selalu menjaga kesehatan dan tetap semangat.


" Tentunya dengan kegiatan ini, Polres Kepulauan Meranti untuk dapat memberikan dampak positif terhadap moril dan motivasi personel yang bertugas di Pos Yan dan Pos Pam Ops Lilin Lancang Kuning 2025 dan Pemberian tali asih dari Pengurus Bhayangkari Cabang Kepulauan Meranti merupakan bentuk kepedulian dan dukungan nyata terhadap personel yang melaksanakan tugas pengamanan Natal dan Tahun Baru 2025 dan 2026," kata Kompol Detis.


Wakapolres juga berharap, Kesiapan personel serta sarana dan prasarana di Pos Yan dan Pos Pam terpantau dalam kondisi baik dan siap mendukung kelancaran pengamanan. tentunya Bhayangkari secara langsung dapat meningkatkan kedisiplinan, kewaspadaan, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat selama pelaksanaan Ops Lilin Lancang Kuning 2025."****





SUMBER       :
Humas Polres Kep..Meranti
EDITOR         :    REDAKSI 
ARAHAN PANGDA DPC LLMB KECAMATAN TUALANG: PERKUAT KEAMANAN DESA MENJELANG AKHIR TAHUN 2025 - AWAL 2026

ARAHAN PANGDA DPC LLMB KECAMATAN TUALANG: PERKUAT KEAMANAN DESA MENJELANG AKHIR TAHUN 2025 - AWAL 2026






KabarPesisirNews.Com
TUALANG SIAK RIAU,     -
Pangda DPC LLMB (Lembaga Laskar Melayu Bersatu) Kecamatan Tualang mengeluarkan arahan khusus kepada seluruh Kepala Desa dan pihak Ronda di wilayah kerja, mengingat terjadinya dua kasus kehilangan kendaraan dalam beberapa hari terakhir. 


Kasus tersebut terjadi di Desa Pinang Sebatang Barat dan beberapa desa lainnya, dengan kendaraan jenis Honda menjadi target utama pelaku.
 

Dalam arahannya, Pangda DPC LLMB Kecamatan Tualang menyampaikan bahwa keamanan warga adalah prioritas utama menjelang pergantian tahun. 


"Kami mengimbau seluruh Kepala Desa untuk segera mengkoordinasikan dengan pihak ronda serta elemen masyarakat terkait, guna memperkuat patroli dan pengawasan di setiap desa. 


Jangan sampai lagi terjadi kehilangan barang milik warga, karena hal ini tidak hanya merugikan secara materi tetapi juga dapat menimbulkan keluhan di media sosial serta dampak negatif bagi ketertiban masyarakat," ujar Pangda.
 

Langkah yang diharapkan antara lain meningkatkan frekuensi patroli malam hari, melakukan pemantauan di titik-titik rawan, serta mengedukasi warga untuk lebih berhati-hati dalam menyimpan kendaraan. 


"Kami berharap dengan langkah ini, keamanan desa dapat terjaga dengan baik dan tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi," tambah Pangda."****





LIPUTAN SIAK     :   ANGGA 
EDITOR                 :   REDAKSI

Senin, 29 Desember 2025

Tim Was Ops Itwasda Polda Riau Cek Langsung Operasi Lilin 2025 di Kepulauan Meranti

Tim Was Ops Itwasda Polda Riau Cek Langsung Operasi Lilin 2025 di Kepulauan Meranti






KabarPesisirNews.Com
KEPULAUAN MERANTI RIAU,  -
Komitmen memastikan pengamanan Natal dan Tahun Baru berjalan maksimal, Tim Pengawasan Operasi (Was Ops) Itwasda Polda Riau turun langsung melakukan pengawasan Operasi Lilin Lancang Kuning (LK) 2025 di wilayah hukum Polres Kepulauan Meranti, Minggu (28/11/2025).


Sejumlah titik strategis menjadi sasaran pengecekan, mulai dari Pos Pelayanan Pelabuhan Penumpang Tanjung Harapan, Pos Pengamanan Taman Cik Puan, hingga Markas Komando (Mako) Polres Kepulauan Meranti.


Tim Was Ops dipimpin Kompol Deni Afriza bersama Iptu Dodi Fejri, Aiptu Iswandi, dan Hengki Irawan. Kedatangan tim disambut Wakapolres Kepulauan Meranti Kompol Detis Mayer SilitongaS.H., mewakili Kapolres AKBP Aldi Alfa Faroqi, bersama jajaran pejabat utama, personel Polres, Basarnas, serta Satpol PP Kepulauan Meranti.


Sekitar pukul 11.45 WIB, Tim Was Ops tiba di Pelabuhan Tanjung Harapan dan langsung melakukan pemeriksaan kesiapan personel, kelengkapan pos, serta administrasi pendukung operasi. Pemeriksaan serupa juga dilakukan di Pos Pam Taman Cik Puan dan Mako Polres Kepulauan Meranti.


“Pengawasan ini untuk memastikan seluruh personel siap, perlengkapan lengkap, dan administrasi berjalan sesuai aturan,” ujar Ketua Tim Was Ops Itwasda Polda Riau, Kompol Deni Afriza.


Menurutnya, hasil pengawasan menunjukkan pelaksanaan Operasi Lilin LK-2025 di Polres Kepulauan Meranti sudah berjalan sesuai rencana. Meski begitu, ia menekankan pentingnya ketelitian dan konsistensi dalam pelaporan agar evaluasi ke depan semakin optimal.


Kompol Deni juga menyebut, kegiatan pengawasan ini berdampak positif terhadap kedisiplinan personel dan kesiapsiagaan sarana prasarana dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru 2026.


Tak lupa, ia mengingatkan masyarakat bahwa Polres Kepulauan Meranti menyediakan layanan Call Center 110, layanan cepat dan gratis tanpa dipungut biaya, untuk melaporkan gangguan kamtibmas atau membutuhkan bantuan kepolisian.


“Dengan pengawasan ini, kami berharap pelayanan kepada masyarakat selama Natal dan Tahun Baru semakin aman, nyaman, dan kondusif,” tutupnya."****





SUMBER         :
Humas Polres Kep.Meranti
EDITOR           :     Redaksi 
Dilema Saat Mengisi Rapor

Dilema Saat Mengisi Rapor


Oleh :    Mukhtarodin
Guru SMAN 2 Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti Riau 






KabarPesisirNews.Com
KEP.MERANTI RIAU,    -
Mengisi rapor bukan hanya soal menulis angka, bukan sekadar rutinitas administratif di akhir semester, melainkan sebuah proses reflektif yang sarat dengan dilema moral, profesional, dan emosional bagi seorang guru. 


Rapor menjadi dokumen resmi yang merekam perjalanan belajar murid, sekaligus alat komunikasi antara sekolah, orang tua, dan murid. 


Namun, di balik angka dan deskripsi yang tertulis rapi, tersimpan pergulatan batin guru dalam menyeimbangkan objektivitas penilaian, empati terhadap kondisi murid, serta tuntutan sistem pendidikan yang kerap kaku, bagi seorang guru, ini adalah momen yang paling penuh beban moral.

  Secara ideal, rapor harus mencerminkan capaian belajar murid secara objektif. Nilai yang tertulis seharusnya merupakan representasi kemampuan murid berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan. 


Namun, dalam praktiknya, guru kerap dihadapkan pada situasi yang jauh dari ideal. 


Tidak semua murid memiliki latar belakang yang sama. Ada murid yang cerdas tetapi kurang disiplin, ada yang rajin namun memiliki keterbatasan akademik, dan ada pula yang mengalami persoalan keluarga atau sosial yang berdampak langsung pada prestasi belajar.

  Dalam kondisi seperti ini, guru sering bertanya pada diri sendiri: apakah nilai harus sepenuhnya mencerminkan angka hasil ujian, ataukah mempertimbangkan usaha, sikap, dan kondisi pribadi murid? Ketika seorang murid berjuang keras tetapi hasilnya tetap rendah, menuliskan nilai apa adanya terasa kejam. 


Sebaliknya, menaikkan nilai demi “kebaikan” murid dapat mengorbankan prinsip keadilan dan kejujuran akademik. 

  Dilema semakin kompleks ketika rapor tidak hanya dibaca oleh murid dan orang tua, tetapi juga menjadi alat seleksi untuk jenjang pendidikan berikutnya. 


Nilai dalam rapor dapat menentukan diterima atau tidaknya seorang murid di sekolah favorit, memperoleh beasiswa, atau bahkan membentuk rasa percaya diri jangka panjang. 


Kesalahan atau kompromi kecil dalam penilaian bisa berdampak besar pada perjalanan hidup seseorang. 

 Tekanan tidak hanya datang dari dalam hati guru, tetapi juga dari luar. 


Orang tua sering kali menuntut nilai tinggi tanpa mau memahami proses belajar murid. 


Sekolah juga memiliki kepentingan menjaga citra dan angka kelulusan. 


Dalam situasi ini, guru berada di posisi yang rentan: antara idealisme profesi dan tuntutan sistem. 


Seperti yang dikemukakan oleh Kunandar dalam Penilaian Autentik (2013), penilaian seharusnya berorientasi pada proses dan perkembangan murid, bukan semata-mata hasil akhir. Namun, sistem pendidikan sering kali masih menempatkan angka sebagai indikator utama keberhasilan. 

   Di sisi lain, rapor juga memiliki fungsi pedagogis. Rapor seharusnya menjadi sarana refleksi bagi murid untuk memahami kelebihan dan kekurangannya. 


Sayangnya, fokus yang berlebihan pada nilai angka membuat aspek ini sering terabaikan. 


Banyak murid hanya melihat rapor sebagai penentu “pintar” atau “tidak pintar”, bukan sebagai alat pembelajaran. 


Hal ini diperparah jika guru sendiri terjebak pada rutinitas administratif tanpa sempat memberikan umpan balik yang bermakna. 


Menurut Stiggins dalam Assessment for Learning (2005), penilaian yang baik adalah penilaian yang mampu mendorong motivasi belajar murid, bukan justru mematahkan semangat mereka. 


Namun, bagaimana mungkin rapor dapat memotivasi jika ia hanya berisi angka-angka tanpa konteks dan penjelasan? Di sinilah guru kembali menghadapi dilema: keterbatasan waktu, beban administrasi, dan format rapor yang kaku sering kali menyulitkan pemberian penilaian yang manusiawi dan mendidik.

  Selain itu, kebijakan kurikulum yang terus berubah juga menambah kerumitan. Guru dituntut memahami berbagai aspek penilaian, pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dengan instrumen yang tidak selalu mudah diterapkan. 


Ketika pemahaman dan pelatihan belum merata, penilaian berpotensi menjadi tidak konsisten. 


Akibatnya, rapor tidak lagi menjadi cermin objektif kemampuan murid, melainkan hasil kompromi dari berbagai keterbatasan. 

  Dilema semakin kompleks ketika guru berhadapan dengan murid yang memiliki latar belakang keluarga dan sosial yang beragam. Faktor ekonomi, kondisi psikologis, serta dukungan orang tua sangat memengaruhi prestasi belajar. 


Seorang murid yang nilainya rendah bukan selalu karena malas atau tidak mampu, melainkan mungkin karena harus membantu orang tua bekerja atau menghadapi masalah keluarga. 


Dalam situasi seperti ini, guru sering kali merasa terbelah antara kewajiban profesional untuk menilai secara objektif dan dorongan moral untuk menunjukkan empati. 


Memberikan nilai rendah terasa tidak adil secara kemanusiaan, tetapi menaikkan nilai tanpa dasar akademik yang kuat juga berpotensi mencederai prinsip kejujuran.


  Sistem pendidikan itu sendiri sering kali mempersempit makna rapor menjadi kumpulan angka. Meskipun kurikulum terbaru telah mendorong penilaian autentik dan deskriptif, realitas di lapangan menunjukkan bahwa angka masih menjadi fokus utama. 


Akibatnya, guru merasa terbebani untuk “menyelaraskan” nilai agar sesuai dengan standar kelulusan atau target sekolah. 


Dalam kondisi tertentu, nilai rapor menjadi alat legitimasi keberhasilan institusi, bukan lagi cerminan jujur perkembangan individu murid. 


Hal ini menempatkan guru dalam dilema struktural, di mana idealisme pendidikan harus berhadapan dengan tuntutan birokrasi.

  Dari sisi psikologis, mengisi rapor juga berdampak pada hubungan emosional antara guru dan murid. 


Guru yang telah mendampingi murid selama satu semester tentu memahami karakter, potensi, dan keterbatasan mereka. 


Ketika harus menuliskan nilai atau deskripsi yang kurang baik, guru sering kali merasa bersalah atau khawatir akan melukai perasaan murid. 


Padahal, umpan balik yang jujur dan konstruktif sangat penting bagi perkembangan belajar. 


Dilema ini menuntut guru untuk memiliki kecerdasan emosional agar mampu menyampaikan penilaian secara bijak tanpa menghilangkan makna evaluatif rapor itu sendiri.

 Di sisi lain, rapor juga menyimpan potensi besar sebagai alat refleksi dan motivasi belajar. 


Jika disusun dengan pendekatan yang manusiawi dan edukatif, rapor dapat menjadi cermin yang membantu murid memahami kekuatan dan kelemahannya. Oleh karena itu, dilema saat mengisi rapor seharusnya tidak dihindari, melainkan dikelola dengan prinsip profesionalisme dan etika. 


Guru perlu memandang penilaian sebagai bagian dari proses pendidikan, bukan sekadar hasil akhir. 


Dengan demikian, nilai yang diberikan tidak hanya adil secara akademik, tetapi juga bermakna secara pedagogis. 

  Namun, di balik semua dilema tersebut, mengisi rapor sejatinya adalah momentum refleksi bagi guru. Rapor bukan hanya menilai murid, tetapi juga menilai proses pembelajaran yang telah berlangsung. 


Nilai yang rendah seharusnya menjadi alarm bagi guru dan sekolah untuk mengevaluasi metode, pendekatan, dan lingkungan belajar. 


Sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana dalam Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (2010), penilaian harus digunakan untuk memperbaiki pembelajaran, bukan sekadar mengklasifikasikan murid. 

  Oleh karena itu, solusi dari dilema mengisi rapor tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada guru. 


Dibutuhkan sistem penilaian yang lebih fleksibel, manusiawi, dan berorientasi pada perkembangan murid. 


Orang tua perlu diedukasi bahwa nilai bukan satu-satunya indikator keberhasilan. 


Sekolah harus mendukung guru dengan pelatihan dan kebijakan yang realistis. 


Dan yang terpenting, pendidikan harus kembali pada hakikatnya: memanusiakan manusia secara manusiawi."****






EDITOR         :     REDAKSI
PKB Kepulauan Meranti Gelar Pendidikan Kader Pertama, Perkuat Ideologi dan Loyalitas Kader Muda

PKB Kepulauan Meranti Gelar Pendidikan Kader Pertama, Perkuat Ideologi dan Loyalitas Kader Muda




KabarPesisirNews.Com
SELATPANJANG RIAU,    -
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kepulauan Meranti menggelar Pendidikan Kader Pertama (PKP) Kader Loyalis sebagai upaya memperkuat ideologi, militansi, dan integritas kader partai. Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Grand Meranti, Selatpanjang, Sabtu (27/12/2025).


Sebanyak kurang lebih 100 peserta mengikuti kegiatan kaderisasi yang merupakan program resmi Partai Kebangkitan Bangsa berdasarkan instruksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB. Program ini wajib dilaksanakan oleh seluruh kepengurusan PKB, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di seluruh Indonesia.


Kegiatan tersebut dihadiri Ketua DPC PKB Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H. Asmar, Ketua Dewan Syuro DPC PKB Meranti beserta jajaran pengurus, anggota DPRD Fraksi PKB, Ketua Lembaga Kaderisasi Kabupaten (LKK) PKB Kepulauan Meranti Muhrizal, S.E., serta pengurus DPC PKB dan panitia pelaksana.


Turut hadir sejumlah tamu undangan dari unsur penyelenggara pemilu dan pemerintah daerah, di antaranya Ketua KPU Kabupaten Kepulauan Meranti Katmuji, Ketua Bawaslu Kabupaten Kepulauan Meranti Syamsurizal, S.IP., M.IP., Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Sudandri, S.H., M.H., serta Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kepulauan Meranti.


Ketua LKK PKB Kepulauan Meranti, Muhrizal, S.E., dalam sambutannya menegaskan bahwa Pendidikan Kader Pertama merupakan program strategis partai dalam membentuk kader yang memiliki pemahaman ideologi yang kuat serta komitmen terhadap perjuangan PKB.


“Pendidikan Kader Pertama ini bertujuan membentuk kader-kader muda yang tangguh, berintegritas, militan, dan loyal terhadap ideologi serta perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa, yang berlandaskan nilai-nilai keislaman Ahlussunnah wal Jama’ah dan semangat kebangsaan,” ujar Muhrizal.


Ia menambahkan, melalui PKP para peserta diharapkan memiliki pemahaman politik yang baik serta mampu menjadi penggerak partai di tengah masyarakat, khususnya di tingkat akar rumput.


“Peserta diharapkan siap melayani rakyat, memperjuangkan aspirasi masyarakat, serta berkontribusi bagi bangsa dan negara,” tambahnya.


Sementara itu, Ketua DPC PKB Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H. Asmar menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kaderisasi yang digagas oleh LKK PKB sesuai instruksi DPP PKB.


Menurutnya, kaderisasi merupakan pilar utama dalam menjaga keberlanjutan dan kekuatan partai. Melalui Pendidikan Kader Pertama, PKB berkomitmen menyiapkan kader-kader berkualitas yang tidak hanya memahami ideologi partai, tetapi juga mampu menghadapi dinamika politik dan tantangan pembangunan ke depan.


“Kami berharap kegiatan PKP ini dapat melahirkan kader-kader yang siap menjadi ujung tombak partai di masyarakat, loyal terhadap partai, serta konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat,” ujarnya.


Pendidikan Kader Pertama Kader Loyalis ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi PKB Kepulauan Meranti dalam membangun sumber daya kader yang berkelanjutan dan berdaya saing di tingkat nasional."****




LIPUTAN        :     NUR
EDITOR          :     REDAKSI 
Warga Pasang Spanduk Peringatan, Larang Kendaraan Overload dan Over Dimensi Melintas di Jalan PT SIR-Okura-PKU

Warga Pasang Spanduk Peringatan, Larang Kendaraan Overload dan Over Dimensi Melintas di Jalan PT SIR-Okura-PKU





KabarPesisirNews.Com
PEKANBARU RIAU,    -
28 Desember 2025.
Masyarakat peduli jalan di sepanjang ruas jalan PT SIR-Okura-PKU memasang spanduk peringatan tegas untuk melarang kendaraan yang mengalami overload atau over dimensi (dikenal juga sebagai ODOL) melintas. Spanduk bertuliskan 


"PERINGATAN !!! KENDARAAN OVER LOAD OVER DIMENSI/ODOL DILARANG MELINTAS DI JALAN PT.SIR - OKURA - PKU. BERANI COBA COBA KAMI WARGA AKAN HADANG DAN SIAP SIAP PUTAR BALEK", ditandatangani Masyarakat Peduli Jalan.
 

Tindakan ini dilakukan mengingat kendaraan dengan beban atau ukuran melebihi batas dapat menyebabkan kerusakan jalan serta meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas yang membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya. 


Warga menyampaikan bahwa mereka siap melakukan penanganan dengan cara menghadang dan meminta kendaraan yang tidak memenuhi syarat untuk berbalik arah."****





LIPUTAN         :     ANGGA 
EDITOR           :     REDAKSI 

Minggu, 28 Desember 2025

Temu Alumni Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang, Hj. Jahlelawaty: Alumni Harus Jadi Kekuatan Nyata untuk Pendidikan Berkemajuan

Temu Alumni Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang, Hj. Jahlelawaty: Alumni Harus Jadi Kekuatan Nyata untuk Pendidikan Berkemajuan





KabarPesisirNews.Com
SELATPANJANG RIAU,    -
Hj. Jahlelawaty Jaafar, SH, menghadiri secara langsung kegiatan Temu Alumni Pengurus Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang yang mengusung tema 


“Menguatkan Persaudaraan, Memajukan Perguruan”. Kegiatan tersebut berlangsung di Jalan Rintis, Selatpanjang, Minggu (28/12/2024).


Dalam sambutannya, Hj. Jahlelawaty menegaskan bahwa Mu’allimin Muhammadiyah bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan tempat pembentukan karakter, nilai, dan tanggung jawab hidup bagi para alumninya.


“Mu’allimin tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi mendidik cara hidup. Kita ditempa dengan disiplin, adab, dan tanggung jawab. Maka ketika hari ini kita berkumpul, yang dipertemukan bukan hanya badan, tetapi nilai dan sejarah perjuangan,” ujar Hj. Jahlelawaty.


Ia menekankan bahwa ikatan alumni Mu’allimin bukan hanya sebatas organisasi, melainkan ikatan hati dan nilai yang harus terus dijaga. Di mana pun alumni berada dan apa pun profesinya—baik sebagai pendidik, aparatur negara, dai, pengusaha, profesional, maupun aktivis sosial—mereka tetap membawa nama besar Mu’allimin.


Menurutnya, kegiatan reuni tidak boleh berhenti pada nostalgia semata, melainkan harus menjadi momentum konsolidasi kekuatan alumni.


“Reuni ini harus menjadi titik awal menyatukan potensi alumni. Kita banyak, tersebar, dan memiliki peran masing-masing. Jika disatukan, insyaAllah akan menjadi kekuatan luar biasa,” tegasnya.


Lebih lanjut, Hj. Jahlelawaty menguraikan tiga bentuk kontribusi utama alumni. Pertama, kontribusi untuk almamater dengan membantu, mendukung, dan menjaga marwah Mu’allimin melalui pemikiran, pengalaman, serta keteladanan. 


Kedua, kontribusi untuk sesama alumni, terutama generasi muda, dengan saling membimbing dan membuka akses. Ketiga, kontribusi nyata bagi umat dan masyarakat luas.


“Alumni Mu’allimin harus dikenal bukan karena jabatannya, tetapi karena manfaatnya. Di mana kita berada, di situlah nilai Mu’allimin harus terasa,” ujarnya.


Ia juga mengajak seluruh alumni untuk menjaga silaturahmi secara berkelanjutan dan menjadikan ikatan alumni sebagai rumah besar bersama untuk berbagi, berdiskusi, dan berkontribusi.


Sementara itu, Drs. Darussamin dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kegiatan temu alumni ini merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya yang pernah digelar pada 2012. Menurutnya, pertemuan ini lahir dari inisiatif para alumni yang merantau dan merindukan adanya komunikasi serta sinergi yang lebih kuat dengan almamater.


Ia mengungkapkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, kondisi sekolah mengalami penurunan, terutama dari sisi jumlah peserta didik. 


Oleh karena itu, peran alumni dinilai sangat penting untuk mengembalikan semangat dan kemajuan lembaga pendidikan Muhammadiyah di Kabupaten Kepulauan Meranti.


“Melalui pertemuan seperti ini, kita mengajak alumni untuk kembali bersemangat memajukan lembaga pendidikan. Ini bukan hanya untuk keluarga besar Muhammadiyah, tetapi juga untuk masyarakat Meranti secara umum,” jelasnya.


Darussamin menambahkan bahwa kegiatan temu alumni ini direncanakan menjadi agenda rutin tahunan sebagai bagian dari upaya membangun pendidikan Muhammadiyah yang berkemajuan.


“Harapan kita ke depan adalah terwujudnya pendidikan Muhammadiyah yang berkemajuan, sebagaimana cita-cita persyarikatan,” pungkasnya."****





LIPUTAN         :   NUR
EDITOR           :   REDAKSI
Akun Dj Donny Kritik Tajam Utang PLN Rp711 Triliun, Semakin 'Boncos' di Era Darmo dan Yusuf Didi

Akun Dj Donny Kritik Tajam Utang PLN Rp711 Triliun, Semakin 'Boncos' di Era Darmo dan Yusuf Didi


Dirut PLN Darmawan Prasodjo dan Direktur LHC Yusuf Didi Setiarto





KabarPesisirNews.Com
JAKARTA,     -
Influencer Dj Donny yang dikenal dengan content kritikan negatif terhadap pemerintah, kembali membuat geger jagat maya, dengan postingan di akun instagramnya. 


Pria bernama asli Ramond Dony Adam tersebut kali ini menyoroti utang PT PLN (Persero) yang melonjak tajam hingga mencapai Rp711 triliun di saat laba BUMN tersebut anjlok secara drastis. 


Dalam postingan akun dengan follower 921 ribu itu, turut dipostingan potongan berita salah satu media online yang menyoroti berita tersebut. Berikut petikan kalimat kritikan yang dilontarkan Dj Donny


"Lo bayangin coba,  perusahaan yang memonopoli bisnis listrik di negara ini, dimana pelanggannya adalah seluruh rakyat Indonesia, utangnya justru malah bertambah. 


Keuntungannya makin tahun makin menurun, ya. Lo lihat bagaimana bobroknya negara ini ya. 


PLN ini adalah perusahaan yang selalu bikin malu rakyatnya. Kalo Lo telat bayar listrik, ye, listrik Lo diputus, kalo token lo habis, meteran Lo bunyi sampai malu sama tetangga ye. 


Lucunya, ini perusahaan rugi terus..pertanyaan gua, apakah kejaksaan dan KPK enggak mau meriksa perusahaan ini ye. Jangan perusahaan BUMN yang menguntungkan, orang-orangnya pada lu penjarain. Be***!!


Dalam 12 jam postingan tersebut dibagikan, terlihat sudah mendapat like 91,2 ribu follower, dikomen 6.046 follower, direpost ulang 13,3 ribu kali dah dibagikan 3.658 kali.


Menurut informasi, postingan ini sontak membuat para petinggi PLN pusat kebakaran jenggot dan mulai kasak kusuk. Diantaranya juga berupaya meredam postingan tersebut dengan postingan tandingan pencitraan seperti yang selama ini dilakukan PLN.


Fakta yang dilontarkan Dj Donny pun turut didukung Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) sekaligus Koordinator Nasional Relawan Listrik Untuk Negeri (Kornas Re-LUN) Teuku Yudhistira yang concern menyoroti bobroknya kinerja PLN di era kepemimpinan duet Dirut Darmawan Prasodjo bersama Yusuf Didi Setiarto selaku Direktur Legal & Human Capital (LHC).


Menurutnya, perusahaan sehat itu benar-benar meraih pendapatan dari penjualan energi, bukan dari subsidi pemerintah yang terus menerus diandalkan.


"Lah, ini di laporan keuangan menyantumkan subsidi pemerintah sebagai keuntungan. 


Bagaimana coba konsepnya?. Wong tiap tahun aja pemerintah ngasih subsidi mulai dari diskon tarif listrik dan juga perhitungannya. Tapi yang tahu PLN sama Kementerian terkait. 


Jd bisa diakal2in untuk memainkan angka Subsidi," ungkapnya di Jakarta, Minggu (28/12/2025).


Lantas, kata Yudhis, apa kerennya untung dari subsidi masyarakat. 


"Jangan lupa, masyarakat sekarang sudah pintar lho. Jadi, demi membalut kebobrokan itu, janganlah PLN terus menerus melakukan pencitraan, memakai lipstik dengan membayar media sana sini dengan membuat rilis bernarasu untung selama 5 tahun atau 10 tahun berturut-turut-turut. Enggak ada gunanya masukin subsidi di laporngan keuangan sebagai keuntungan perusahaan Habisin uang rakyat saja itu," tudingnya.


"Kemudian, pakai minta tolong pihak ketiga untuk memvalidasi bahwa subsidi bisa dianggap sebagai keuntungan perusahaan. Mestinya PLN lebih gentel, buat laporan seadanya bahwa tanpa subsidi, berapa keuntungan sebenarnya. Intinya, selama era Darmo dan Yusuf Didi, PLN makin boncos," kecam Yudhis.


*Nyali Presiden Prabowo Ditantang Copot Darmo dan Yusuf Didi*


Lebih jauh, Yudhistira mengatakan, berbagai isu terus menerpa PT PLN (Persero) menyusul kabar akan digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada pekan depan.


Rumor yang beredar, posisi Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama bersama Direktur LHC Yusuf Didi Setiarto disebutkan tidak akan tergoyahkan alias tidak akan diganti meski masa kepemimpinannya sudah memasuki tahun kelima.


Kuatnya cengkraman Darmo di perusahaan setrum itu disebut-sebut tak terlepas dari campur tangan 'Gank Solo' mengingat background pria yang akrab disapa Darmo itu adalah kader PDIP dan salah satu loyalis Jokowi sejak ia duduk menjadi Deputi I KSP.


Tercium pula, dengan posisinya itu, Darmo juga rajin melakukan lobi-lobi politik ke petinggi-petinggi negara saat ini, termasuk lingkungan keluarga Presiden Prabowo, dengan tujuan untuk mempertahankan kursi basah PLN 1.


Sedangkan untuk membalut kebobrokannya, Darmo disebutkan membayar mahal sejumlah media nasional dengan berbagai motif, terlebih di saat sentimen negatif PLN meningkat.


Misalnya saja dalam penanganan kelistrikan pasca bencana yang menimpa Provinsi Aceh. Darmo dituding melakukan aksi 'prank' ke rakyat Aceh korban bencana banjir bandang terkait laporannya ke Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang melaporkan ke Presiden bahwa listrik di Aceh sudah pulih 93%. 


"Untuk mencopot duo benalu sekaligus menyelamatkan keuangan PLN ini yang notabene uang negara tersebut, pastinya butuh nyali Presiden Prabowo, agar BUMN ini terselamatkan," pungkasnya."****





EDITOR          :   REDAKSI 
Memaknai Pentingnya Liburan

Memaknai Pentingnya Liburan


Oleh. :  Mukhtarudin
Guru SMAN 2 Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti Riau 






KabarPesisirNews.Com
SELATPANJANG RIAU,    -
Sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya setelah murid-murid melaksanakan assesmen, maka akan tiba masa yang di sebut libur sekolah atau dengan kata lain liburan, atau penulis sebut dengan jeda singkat dari setiap aktivitas. 


Namun jika ditelisik lebih dalam, ia bukan sekadar aktivitas rekreatif, melainkan ruang refleksi yang sangat penting bagi keseimbangan hidup manusia modern. Di tengah budaya produktivitas yang terus menuntut laju cepat, liburan menjadi momen untuk memperlambat langkah, mengembalikan kesehatan mental, serta mengenali kembali diri di luar identitas profesional sehari-hari. 


Dengan memaknai liburan secara lebih filosofis dan psikologis, kita dapat melihat bahwa liburan bukan hanya waktu senggang, tetapi juga sarana memperluas makna hidup. 

   Dalam Leisure: The Basis of Culture karya Josef Pieper (1952), menjelaskan bahwa leisure—yang dapat diterjemahkan sebagai waktu luang bermakna—merupakan fondasi perkembangan budaya manusia. Leisure bukan identik dengan kemalasan, melainkan kondisi batin yang memungkinkan seseorang merenung, 


mengapresiasi keindahan, dan menumbuhkan kreativitas. Jika mengikuti gagasan Pieper ini, liburan seharusnya tak hanya dipahami sebagai usaha kabur dari pekerjaan, melainkan sebagai upaya menciptakan “ruang batin” agar manusia dapat kembali menjadi dirinya sendiri. 


Liburan menjadi medium untuk menata ulang koneksi antara tubuh, pikiran, dan dunia sekitar. Dalam  kehidupan modern tidak dapat dipungkiri bahwa manusia menjadi makhluk yang rentan kelelahan. 


Ada sebuah buku Burnout: The Secret to Unlocking the Stress Cycle oleh Emily Nagoski dan Amelia Nagoski (2019), menegaskan ketegangan emosional yang tidak terselesaikan dapat menumpuk dan menggerogoti kesehatan. 


  Liburan ketika dilakukan dengan niat pemulihan, bukan sekadar berpindah tempat, dapat membantu menuntaskan siklus stres tersebut. 


Misalnya, berada di alam membantu menurunkan hormon kortisol secara alami. Aktivitas sederhana seperti berjalan di pantai, mendaki gunung, atau sekadar duduk menikmati pemandangan memberi kesempatan kepada tubuh untuk keluar dari mode “bertahan hidup” dan masuk ke mode “pemulihan”. 


Pandangan ini diperkuat oleh teori Attention Restoration Theory dari Stephen Kaplan dalam bukunya The Experience of Nature (1989), yang menyatakan bahwa lingkungan natural dapat memulihkan kapasitas perhatian manusia yang terkuras oleh lingkungan perkotaan dan tuntutan kognitif.  


Masa sekarang, liburan sering disalahpahami sebagai ajang konsumsi. Banyak orang merasa harus bepergian jauh atau menghabiskan uang banyak agar liburannya dianggap “bernilai”. Padahal, seperti yang dijelaskan Alain de Botton dalam The Art of Travel (2002), kualitas pengalaman perjalanan tidak ditentukan oleh eksotisme lokasi, melainkan oleh cara kita melihat dan menghayati tempat tersebut. 


De Botton menyoroti bahwa kadang-kadang justru imajinasi kita tentang suatu tempat yang membuatnya terasa menarik, bukan kenyataan objektifnya. Kita memproyeksikan harapan akan kedamaian, keindahan, dan kebaruan yang belum tentu kita temukan begitu tiba di tempat itu. 


Oleh sebab itu, liburan yang bermakna bukan soal sejauh apa kita bepergian, melainkan sejauh mana kita hadir dalam pengalaman itu.


Sangat penting untuk menyoroti dimensi kesadaran dalam liburan. Liburan dapat menjadi kesempatan untuk menerapkan prinsip mindfulness, sebagaimana dijelaskan Jon Kabat-Zinn dalam Wherever You Go, There You Are (1994). 


Ketika seseorang benar-benar hadir pada pengalaman, mendengarkan suara ombak, merasakan angin, memperhatikan detail lingkungan, ia sedang melatih kehadiran batin yang kerap hilang dalam rutinitas. Liburan menjadi latihan untuk kembali menyadari bahwa hidup tidak hanya tentang menyelesaikan tugas, tetapi juga tentang menghayati momen.


liburan juga berfungsi sebagai ruang pembelajaran. Dalam Vagabonding (2003), Rolf Potts menyatakan bahwa perjalanan memungkinkan seseorang meninggalkan zona nyaman dan melihat kehidupan melalui perspektif baru. 


Perjalanan mendorong kita berinteraksi dengan orang dari latar berbeda, mencoba makanan baru, atau menghadapi situasi tidak terduga, yang semuanya memperkaya pemahaman tentang dunia dan diri sendiri. 


Nilai pembelajaran ini dapat dicapai bahkan dalam perjalanan singkat, selama kita membuka diri pada pengalaman baru. 


Liburan juga memiliki dimensi sosial. Dalam konteks keluarga, liburan menjadi momen mempererat hubungan yang mungkin renggang karena kesibukan sehari-hari. Seperti dijelaskan oleh Gary Chapman dalam The Five Love Languages (1992), kehadiran berkualitas (quality time) merupakan salah satu bahasa cinta yang penting.


Ketika keluarga bepergian bersama, mereka menciptakan memori emosional yang memperkuat ikatan. 


Demikian pula dalam pertemanan atau hubungan romantis, berbagi pengalaman dalam lingkungan baru dapat memperkaya relasi melalui kenangan dan percakapan yang lebih intim daripada di rumah.


Namun memaknai liburan secara sehat juga berarti memahami bahwa tidak semua liburan harus produktif atau penuh aktivitas. 


Banyak orang merasa tertekan untuk “memaksimalkan” liburan dengan jadwal yang padat, ironi dari upaya mencari ketenangan. 


Di sinilah pentingnya menyeimbangkan kebutuhan eksplorasi dengan kebutuhan istirahat. Dalam How to Do Nothing (2019), Jenny Odell menekankan nilai dari melakukan “ketiadaan yang disengaja” sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya produktivitas. Kadang-kadang liburan yang paling bermakna justru adalah liburan yang tidak memiliki agenda apa pun.


Pada akhirnya, memaknai liburan berarti berpindah dari pola pikir “pelarian” menjadi “pembaruan”. 


Liburan bukan sekadar upaya untuk lari dari tekanan, tetapi kesempatan untuk kembali dengan perspektif yang lebih segar, tubuh yang lebih bugar, serta hati yang lebih penuh. 


Liburan adalah ruang jeda dalam kalimat panjang kehidupan; tanpa tanda koma, kita tidak bisa membaca maknanya dengan baik. 


Liburan memberi kita koma, ruang untuk bernapas, agar kita dapat melanjutkan perjalanan hidup dengan lebih sadar dan seimbang.


Maka, liburan yang bermakna adalah liburan yang kita jalani dengan kesadaran, kehadiran, dan refleksi. 


Entah itu dilakukan dengan berpetualang ke tempat baru, menikmati alam, menghabiskan waktu bersama orang tercinta, atau sekadar berdiam diri di rumah, yang terpenting adalah bagaimana liburan itu membantu kita menjadi lebih utuh sebagai manusia. 


Ketika liburan dimaknai sebagai proses pemulihan dan pengenalan diri, ia tidak lagi menjadi kemewahan, tetapi sebuah kebutuhan spiritual dan psikologis.


Namun, di musin liburan tahun ini kita sedang menghadapi cuaca ekstrem, perubahan iklim global, pola cuaca yang makin tidak stabil, dan meningkatkan frekuensi cuaca ekstrem, panas menyengat, hujan deras, angin kencang, hujan lebat hingga potensi badai atau banjir, membuat setiap rencana liburan berisiko. 


Menurut pengamatan terbaru, bahkan wilayah tropis seperti Indonesia sudah mulai tidak bisa dianggap aman dari potensi gangguan cuaca besar. 


Akibat cuaca ekstrem bukan hanya sekedar membuat liburan kurang nyaman, tetapi berpotensi membahayakan: kesehatan (heat-stroke, dehidrasi, gangguan pernapasan), kecelakaan (banjir, longsor, gelombang tinggi, banjir rob), hingga gangguan logistic (transportasi, akomodasi, layanan darurat) jika infrastruktur terganggu. 


Sebut saja sebagai mana yang saudara-saudara kita alami di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, semoga saudara kita yang sedang mengalami musibah diberi kekuatan untuk bersabar dan kuat menghadapi cobaan tersebut serta kita berdoa semoga Allah memberikan pengganti yang terbaik, karena itu semua kita serahkan kepada Allah sambil kita berusaha dan berdoa.


Untuk itu, jika kita memutuskan untuk liburan ada beberapa prinsip mendasar yang sebaiknya dijadikan pedoman: Pantau prakiraan cuaca sebelum berangkat, pilih destinasi dan aktivitas yang aman, siapkan perlengkapan dan logistic dengan matang, siapkan rencana atau yang fleksibel, utamakan kesehatan dan kewaspadaan terhadap tubuh. 


Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, maka mudah-mudahan liburannya bisa tetap jadi pengalaman yang menyenangkan, tapi dilakukan dengan penuh tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan."****





EDITOR           :     REDAKSI 
POLSEK TUALANG SIAK TURUN LAPANGAN, BERI PEMBERITAHUAN STOP OPERASIONAL MOBIL ALAT BERAT JELANG TAHUN BARU 2026

POLSEK TUALANG SIAK TURUN LAPANGAN, BERI PEMBERITAHUAN STOP OPERASIONAL MOBIL ALAT BERAT JELANG TAHUN BARU 2026






KabarPesisirNews.Com
TUALANG SIAK RIAU,   -
Kecamatan tualang, kabupaten Siak- Polisi Kecamatan Tualang Kabupaten Siak menjalankan tugas pengamanan menjelang pergantian tahun 2025 ke 2026, dengan Komandan Polsek Tualang langsung turun ke lapangan untuk memberikan pemberitahuan kepada para pengelola dan pengemudi mobil alat berat agar menghentikan operasionalnya sementara waktu.
 

Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu (27/12/2025) di sejumlah lokasi kerja yang menjadi wilayah hukum Polsek Tualang, seperti di sekitar area pembangunan dan jalur yang sering dilalui mobil alat berat. Komandan Polsek Tualang menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas serta meningkatkan keselamatan masyarakat selama periode libur natal dan tahun baru, mengingat akan terjadi peningkatan mobilitas penduduk.
 

"Kami mengedepankan pendekatan persuasif dalam memberikan pemberitahuan ini. Penghentian operasional mobil alat berat juga memperhatikan faktor cuaca musim penghujan yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan kerusakan infrastruktur jalan jika kendaraan berat tetap beroperasi," ujar Komandan Polsek Tualang.
 

Sebagaimana telah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Langkat dan Tangerang, pembatasan operasional kendaraan berat menjelang Nataru menjadi bagian dari upaya manajemen lalu lintas. Di wilayah Siak sendiri, Satlantas Polres Siak juga tengah melakukan patroli intensif di titik-titik rawan, seperti Jembatan Maredan Kecamatan Tualang, untuk antisipasi kecelakaan dan gangguan ketertiban.
 

Para pengelola mobil alat berat yang menerima pemberitahuan menyatakan siap mematuhi aturan yang telah ditetapkan demi keselamatan bersama. Mereka juga berharap agar langkah ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh masyarakat.
 

Polsek Tualang berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan memberikan sosialisasi agar seluruh pihak memahami pentingnya kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, guna menciptakan suasana pergantian tahun."****





LIPUTAN        :     ANGGA 
EDITOR          :     REDAKSI