Selasa, 30 Maret 2021

ORASI ILMIAHPengurus Besar Himpunan Mahasiswa IslamSabtu 27 April 2021

KEPULAUAN MERANTI,  (KPN) -
Assalamualaikum Wr.wb
Alhamdulillah telah terselenggaranya Konferensi Cabang Himpunan Mahasiswa Islam yang ke IV di Gedung Biru Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan tema "Reposisi Kader HMI dalam memperkuat Islam dan budaya Lokal"

Reposisi merupakan definisi penempatan kembali seperti semula. Kader HMI adalah Orang-orang yang digembleng,ditempa, dididik melalui proses pengkaderan, Wadah Organisasi HMI berbasis Pengkaderan dan Perjuangan. Pertanyaannya Apa yang dikaderisasi ? Yaitu manusianya yang berkiblat pada Intelektual, Mental dan spirtual secara Harfiah orang-orang yang bersedia lahir bathin untuk berproses Diawali jenjang Pengkaderan dan Akhir dari pengkaderan tersebut ialah Khalifah (pemimpin). Tentunya Pemimpin tidak serta Merta mampu berdiri sendiri tanpa memperkuat Nilai-nilai keislaman serta khas budaya lokal selaras HMI Semboyan daerah yaitu adat yang bersendikan sara', Sara' bersendikan kitabullah.

Kader HMI harus tunduk dan patuh atas amanat Konstitusi memperdalam ilmu yang tertuang didalam Khittah Perjuangan. Lahirnya sebuah organisasi Ideologis dikepulauan Meranti bukan Instan apalagi Amatiran. Tentunya dalam beberapa periode terakhir berhadapan dengan Dinamika, Dialetika dan Problematika yang sampai hari ini menjadi sorotan publik. Kita harus mampu mengedukasi serta meluruskan sejarah HMI yang sarat akan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan Sebagai lokomotif gerakan intelektual sejak Kelahirannya 1947 hingga tahun 2021.

Dari usia hampir satu abad ini, organisasi HMI cukup matang skala nasional namun cabang Kepulauan Meranti masih belia perlunya bimbingan agar semua regulator paralel dengan Pengurus Besar HMI. Saya mengutip Quets yang tidak familiar didengar oleh para pemikir bahwa "Jika ingin Merusak suatu Bangsa, Maka Rusaklah Sejarah Pemudanya". Mengapa pemuda karna pemudalah yang menawarkan masa depan bukan masa lalu. Hal senada yang disampaikan oleh Founding Father pada pidato HUT 17 Agustus 1966 presiden pertama Ir Soekarno menyebutkan "Jangan Sekali-kali meninggalkan sejarah" atau disingkat Jas Merah. Sehingga kader-kader yang baru berproses harus faham arah yang dituju  yang kemudian mendapati Tutor dan Mentor terbaik di HMI. Mendirikan HMI cabang Kepulauan Meranti memang tidak terasa sulit karna yang sulit hanya Diperuntukkan Para pelakunya bukan penontonya. Tapi untuk mempertahankan yang telah dikaryakan itu lebih sulit dan kompleks. Maka carilah sekarang guru/mentor terbaik teruji secara pengetahuannya atau Ekspert (Ahli) dibidang yang kalian butuhkan semuanya akan mudah jika telah mendapatkan sandi dan kompasnya. Saya menyarankan Terutama berlatarbelakang kan pengetahuannya dipengkaderan yang mumpuni ilmunya, karna pengkaderan adalah pusat/jantungnya HMI artinya jika tidak memperdalam ilmu pengkaderan maka akan berimbas pada sesat fikir dan jika tidak dilaksanakan Pengkaderan Maka Matilah HMI.

Pengkaderan merupakan representatif melahirkan Kader-kader terbaik HMI yang berproses sehingga menjadi bekal setiap insan kader HMI seketika menyelesaikan status keanggotannya menjadi Alumni HMI dan dapat diterapkan dimasyarakat sesuai dengan tujuan HMI "Terbinanya Mahasiswa islam menjadi insan ulil albab yang turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi oleh Allah SWT". Insan Ulil Albab secara terperinci terejawantahkan pada 2 prinsip yaitu berfikir dan berzikir. Berfikir merupakan fitrah manusia yang diberikan kelebihan lebih oleh tuhan dari mahluk yang ada dimuka bumi, secara umum historis penciptaan Manusia yang kesempurnaannya merupakan unsur tuhan kemudian menjadi Wakil Tuhan "Baca buku Cendikiawan Muslim". Kemudian secara khusus bahwa berfikir dalam artian dapat memilah secara objektif baik Haq dan Bathil dengan menggunakan Akal Budi untuk mencapai titik kebenaran. Selanjutnya Berzikir dapat dimaknai sebagai potret mengigat tuhan dalam ruh yang dibungkus dengan nama Jasmani sehingga kita mengingat-ingat Maha Agung agar tidak sesat dipersimpangan Jalan.

Konsepsi tersebut tertuang didalam Basic Training yang Muatannya didasari keyakinan muslim dan dipenuhi dengan mantik etos perjuangan. Perlunya sosok kader Insan Ulil Albab tidak hanya terpaku pada tekstual juga mampu memaknai secara kontectual lalu terabadikan dalam setiap tingkah laku. Maka untuk menyelami keilmuan tersebut dapat diikhtiarkan melalui jenjang pendidikan di HMI dan Memperbanyak kajian-kajian yang dilatih oleh pemantik-pemantik terbaik. HMI adalah kader Umat dan Bangsa maka sebagai organisasi Produsen Khalifah kader-kader HMI harus mempunyai keahlian Khusus lebih Maju satu langkah dari Mahasiswa Umum "Mintalah Restu kepada Kedua orang tuamu" agar benar-benar mendapatkan Keberkahan dan Cosmos akan merespon dengan sendirinya pintu-pintu tersebut akan terbuka dan bertemu dengan mentor-mentor dan tidak lupa mengharapkan ridho Allah SWT.

HMI juga sebagai Wadah atau rumah kedua pendidikan bagi Kawan-kawan setelah kampus, maka buatlah rumah ini menjadi nyaman dan merasa memiliki. Semua yang telah dikaderisasi di HMI cabang Kepulauan Meranti mempunyai tanggung jawab membesarkan organisasi ini. Jadi perbaiki semua yang telah menjadi kekurangan dan pertahankan kelebihan dan jaga rumah tersebut seperti menjaga diri sendiri. Titik lokus Himpunan sebagai Pusat Peradaban peka terhadap Kemaslahatan Umat. Tugas Kader HMI Diluar institusi Eksternal Saya tegaskan Jaga dan lindungi Pemimpin-pemimpin Kita yang berpihak kepada nilai-nilai keislaman. Apalagi hari ini telah usai pilkada mari dukung pemimpin kita bahwa HMI bersedia menjadi Mitra Kritis Pemerintah dalam membangun kepulauan Meranti kedepan dan kadernya telah siap diorbitkan sebagai Iron Stok yang tak diragukan keahliannya.

Salah satu cultur HMI berprinsip pada Simbiosis Mutualisme Saling membutuhkan dan saling menguntungkan selama berprinsip Uhkwah Islamiah memperjuangan Himpunan dan Kemanusiaan, Jika suatu saat nanti kader-kader HMI bertemu untuk memutus mata rantai SILATURAHMI dapat dipastikan itu adalah bagian Parasitisme pasti Kader Amatiran dan Instan (bertolak belakang dengan cita-cita HMI). harapannya seluruh kader HMI kembali meluruskan niat menjaga Moral dan Intelektual sehingga tak mampu lagi tergoyahkan semua itu karna kader proses bukan kader hasil. Kita tidak mau melahirkan kader instan apalagi sinisme namun harus melahirkan Saintisme yang kemudian mapan dalam menghadapi tantangan Zaman.

Sekali lagi saya ingatkan kader HMI harus mempunyai prinsip Insan Ulil Albab harus selektif, konstruktif dan Aktif  Membaca, Diskusi dan Aksi, Aksi yang Maksud dapat diekpresikan dalam bentuk Ide dan gagasan melalui konsep Literasi dan gerakan.

"Tugas Alumni Mengorbitkan Kader Terbaik dan tugas Kader Mendorong Para Alumni-Alumni Terbaik"

Bagi kader HMI yang yang belum Fasih membaca al-Quran agar segera membentuk "Forum Ngaji Rutin" Turut Al-Qur'an dan Hadist sebagai pupuk agar tumbuh berkembang sesuai harapan pahlawan nasional Almarhum Ayahnda Lafran. Secara Pribadi saya mengucapakan apresisi atas dedikask kepada Ketum dimisioner Dinda Waluyo, dan Apresiasi setinggi-tingginya Bendahara umum sekaligus PJ ketum HMI Yunda Halimatusa'dian yang telah mampu memulihkan cabang hingga terawat kembali silaturahmi dan saya ucapkan Innalillahiwainnailahirojiun kepada  Ketua Umum Imam HMI Cabang Kepulauan Meranti terpilih dinda Suherman semoga masa kepemimpinan beliau menjadi ketauladan bagi umat dan bangsa khususnya kader HMI cabang Kepulauan Meranti sebagaimana panutan Rasul Agung Rasulullah Saw. Kita semua adalah Pemimpin dan pemimpin didunia ini sangat kecil karna kita adalah partikel tuhan/Wakil tuhan dan bukan Tuhan. ketika bertemu akan kefanaan kembalikan semuanya kepada absolute truth Allah-lah yang maha besar. Allahuakbar
"Angkat tangan kananmu sebagai lambang perdamaian". Panji kemanusiaan".

Yakin Usaha Sampai (Jika belum sampai maka usahakanlah dan yakinlah suatu saat nanti akan sampai)

Billafitaufiqwalhidayah
Wassalamu'alaikum Wr.wb

Penulis :
Saddam Dewana
Wasekjen PB HMI
Pendiri HMI Cabang Kep Meranti."****



LAPORAN     :   BOMBOM
EDITOR.        :    REDAKSI

Load comments