Selasa, 28 Desember 2021

Masyarakat Dusun Cempaka Kecewa , akibat Kepala Desa Melai Membuka Bendungan Air .





KABAR PESISIR NEWS.ID

KEPULAUAN MERANTI RIAU, -

Masayarakat petani padi Dusun Cempaka paret Sinting Desa Melai  Kecamatan Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti,  menyesalkan kebijakan yang dibuat oleh Kepala Desanya yang dengan sengaja memecahkan bendungan air yang selama ini berpungsi sebagai penangkal  air pasang masuk ke pemungkiman warga, akibat dari terbongkar nya bendungan tersebut hingga sawah mereka diterpa banjir air asin. 



Air pasang  yang melanda lahan sawah warga di sekitar dusun Cempaka daerah sijunjung kini mengalami gagal panen karena padi yang sudah mulai berkembang kelihatanya akan mati. 



Sebagai mana yang di ungkap Sukiman 61 tahun salah satu warga petani sawah di Dusun Cempaka Desa Melai , Kepada wartawan Kamis  (14/12/2021) Ia mengatakan kini sawahnya kami terancam gagal panen ,akibat tanaman padinya terendam air asin sementara  luas lahan yang di tanamnya sekitar 1 jalur, 7 jemba , gara-gara pintu air nya dibuka okeh Kepala Desa hingga semua tanaman padi kamin terendam air pasang, tutur sukiman. 


Sementara kami dengan susah payah merawat dan menjaga agar tanaman padi itu dapat dipanen dalam waktu dekat , sedangkan untuk merawat dan menjaga tanaman itu kami nengeluar kan dana pribadi tanpa ada bantuan dari sesiapapu, jelas Sukiman. 




Hal senada juga di ungkap oleh Alpian yang merupkan petani sawah di dusun tersebut "sampai saat ini kami memang betul kecewa terhadap Kepala Desa Melai yang membuka bendungan dengan tidak memukirkan kondisi tanaman masyarakat di Dudun Cempaka ini. 



Seharusnya sebagai Kepala Desa dia dapat berpikir dengan bijak sana , bagai mana kalau tanggul itu dibuka tentunya akan masuk air pasang dan merendam padi di sawah masyarakat, atau bisa mencari jalan keluar agar tanaman petani tidak rusak seperti sekarang ini, inilah yang membuat kekecewaan kami terhadap kepala desa , memang kami tidak termasuk dalam kelompok tani apapun kami hanya bekerja untuk pribadi dengan modal sendiri, kalau biaya untuk satu jalur mulai sejak menebas lahan sampai menyemai benih hingga melakukan penanam an dan perawatan menghabiskan biaya sekitar sepuluh juta rupiah", kata Alpian. 


Masih bersama  Alpian, pada suatu malam  kami memang telah menjumpai Kepala Desa untuk meminta pertanggung jawaban atas perbuatan nya yang sengaja mebuka bendungan tersebut hingga menjadi sawah kami terancam gagal panen,  jelas Alpian




Kepala Desa Melai Sulaiman ketika di datangi kerumahnya ianya tidak dapat ditemui karena rumagnya tutup,  dan kami mencoba untuk menghubungi via ponselnya nomor, 082259696xxx hingga saat berita  ini terbit ponselnya  tidak aktip."****



LAPORAN           :   ZAINI.M

EDITOR               :   R.ARIFIN

Load comments