KabarPesisirNews.Com
PEKANBARU RIAU, -
Sekolah Konstitusi yang seharusnya menjadi ruang penguatan intelektual dan pemahaman kader terhadap nilai-nilai demokrasi serta konstitusi HMI, justru mendapat perlakuan yang mengecewakan dari internal HMI MPO Cabang Pekanbaru. Banyak kader menyayangkan sikap tidak serius dan kurangnya perhatian dari pimpinan cabang terhadap program yang sejatinya vital dalam mencetak pemimpin masa depan yang melek konstitusi.
Sekolah Konstitusi yang dilaksanakan belum lama ini menuai sorotan karena dinilai minim persiapan, miskin substansi, dan kurangnya keterlibatan pihak cabang dalam mendampingi kegiatan. Bahkan, tidak sedikit kader yang merasa kecewa karena acara tersebut tampak hanya sekadar formalitas dan seremonial belaka, tanpa makna yang mendalam.
“Saya datang dengan harapan akan mendapatkan pembekalan serius soal konstitusi HMI Tapi sayangnya, kesan yang saya dapat justru kegiatan ini seperti tidak dihargai oleh cabang,” ujar salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya.
Minimnya kehadiran pengurus cabang, buruknya koordinasi dengan pemateri, dan fasilitas yang tidak memadai menjadi bukti bahwa Sekolah Konstitusi seolah tidak menjadi prioritas dalam agenda pengkaderan strategis. Padahal, di tengah krisis intelektual di tubuh organisasi, forum-forum semacam ini seharusnya menjadi titik balik untuk merevitalisasi kualitas kader HMI.
Beberapa alumni dan senior HMI juga angkat bicara. Mereka menyatakan keprihatinannya atas kondisi ini dan meminta agar pengurus cabang lebih serius dalam menjalankan program-program pengkaderan, terlebih yang berkaitan dengan visi keislaman dan keindonesiaan yang menjadi roh HMI.
“Sekolah Konstitusi itu bukan sekadar pelatihan biasa. Ia adalah jantung ideologis HMI yang menghubungkan kader dengan semangat perjuangan membela umat dan bangsa.
Kalau itu saja disepelekan, lalu apa lagi yang bisa dibanggakan dari cabang hari ini?” kritik salah satu alumni HMI MPO Pekanbaru.
Kekecewaan yang meluas ini menjadi sinyal penting bahwa HMI MPO Cabang Pekanbaru perlu melakukan evaluasi besar-besaran. Jangan sampai organisasi yang sudah berdiri sejak 1947 dan dikenal sebagai kawah candradimuka bagi pemimpin bangsa ini, kehilangan arah dan kepercayaan kadernya sendiri.
Kini, harapan ada pada kesadaran kolektif para pengurus untuk tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga berkomitmen secara moral dan intelektual dalam setiap agenda kaderisasi. Sebab jika tidak, maka bukan hanya Sekolah Konstitusi yang akan sepi peminat, tetapi juga semangat ke-HMI-an itu sendiri yang akan pudar di mata generasi penerus."****
PENULIS :
Kader HMI MPO Cabang Pekanbaru
EDITOR : R.Arifin