KabaPesisirNews.Com
KEPULAUAN MERANTI RIAU, -
Terkait Masalah Limbah kilang sagu yang memang menjadi isu yang sangat krusial di masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti serta sudah menjadi trending di media -media.
Sebagai mana yang terjadi di sebuah dusun di Desa tanjung Darul Takzim Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Ternyata Ada berapa kilang yang beroperasi di sungai Merinding di dusun tanjung baru tersebut hingga menimbulkan dugaan dan tanggapan dari berbagai pihak di desa tersebut
hingga menimbulkan mengkuatirkan masyarakat di dusun tanjung baru karena Limbah ampas sagu yang diproduksi oleh kilang tersebut ternyata di alirkan ke sungai dimana saat ini kondisinya memang sudah sangat kronis dan memprihatinkan karena selain dari menimbulkan pencemaran sungai juga menimbulkan bau yang sangat menyengat hingga membuat sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan di dusun tersebut terkesan kehilangan mata pencarianya disebabkan karena kandungan air di sungai tersebut tercemar oleh limbah sagu tersebut.
Kalau dulunya kami masyarakat disini hanya bergantung hidup dari hasil dari sungai ini, sebaliknya dengan kondisi sekarang dan tekah berdirinya beberapa kilang sagu di sekitar sungai ini kami dari warga yang selama ini bisa berusaha dan mendapatkan hasil tangkapan lumayan kini tak ada lagi harapan untuk hidup melalui hasil tangkapan
kami sebagai nelayan di Dusun ini, yang lebih menyedihkan sudalah sungai yang tercemar akibat limbah sagu tersebut, kini yang lebih menyedihkan kan kini menimbulkan bau yang sangat menyengat, maka jangan kan jenis ikan atau udang yang bisa hidup di sungai itu sementara pohon mangrovepun enggan untuk hidup di sekitar sungai ini.
Demikian dikatakan salah seorang nelayan di dusun tanjung baru ini kepada media ini.
Menurut salah satu tokoh masyarakat yang tinggal di dusun itu yang namanya tak bersedia di publikasi melalui berita ini mengatakan, kami di dusun tanjung baru ini memang seakan tak bisa berbuat apa-apa, karena pemilik kilang nya susah untuk ditemui dan terkesan orangnya seakan arogan Jelasnya
Terkadang tambahnya lagi pemilik kilang kalaupun datang ke kilang sagu itu , kita tidak tau sebab mereka tidak pernah lewat jalan darat , hanya melalui lintas laut menggunakan kendaraan laut kalaupun dia ada dikilang sagu itu kita tak bisa tau
kata pekerja itu di kilang bahwa kami dari masyarakat ingin ketemu lansung dengan pemilik kilang namun tak pernah ada, yang ada anyalah mandurnya serta kalau kita mau menanyakan sesuatu hanya bisa melalui mandurnya dan mandurnya pun tak bisa menjawab dan mengambil keputusan jelas tokoh masyarakat tersebut .
Ketua RT 5 dusun tanjung baru Sarjono saat ditemui senin (27/20/2025) terkait masalah kilang sagu yang beroperasi di lingkungannya Ia menanggapi memang masalah Limbah ini cukup sulit untuk diatasi karena hal itu merupakan salah satu dampak lingkungan seperti pohon mangrove saja sudah mau hidup di sekitar sungai tersebut apalagi jenis yang hidup di sungai seperti dan udang dan ikan serta jenis lain sulit mau berkembang alias sulit untuk hidup di seputaran sungai tersebut Jelas Sarjono.
Ketua umum ormas Gerakan Rakyat Kabupaten Kepulauan Meranti Buyung yang juga ikut bersama wartawan ini menuju lokasi melakukan investigasi
ia mengatakan bahwa di kilang sagu milik Aciau ini seakan tidak memiliki izin seperti Amdal atau setidaknya UPL atau sejenisnya paling tidak pemilik kilang harus membangun Ipal sebagai tempat penampungan Ampas sagunya.
Kalau dilihat cara begini jelas akan menjadi limbah sagu yang dapat menyusahkan warga karena sengaja di alirkan kesungai hingga seluruh permukaan sungai menjadi terancam tercemar serra menimbulkan bau yang menyengat kata Buyung .
Buyung menambahkan, persoalan limbah ini memang cukup kerinis dan ini tidak bisa dibiarkan, Pemerintah harus tahu kejadian ini kita akan mendatangi Pihak pihak yang terkait dengan persoalan ini untuk turun ke lapangan dan memanggil pemilik kilang yang dengan sengaja melakukan pencemaran lingkungan ini sebutnya
lanjut Buyung pihak pengusaha kilang sagu hanya memikirkan keuntungan dari produksinya tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi akibat ulah dari kilang yang menimbulkan pencemaran di perairan sungai tersebut dan keluhan masyarakat Tempatan apalagi para kaum nelayan tradisional yang seakan hilang sumber pencarian mereka di sungai itu.
ia berharap kepada pemerintah kabupaten perlun perhatian khusus terhadap praktek dari kilang sagu seperti ini tentunya
pihak-pihak terkait di Kabupaten ini terutama pihak Badan Lingkungan Hidup Kabupaten (BLHK) Kepulauan Meranti termasuk dinas koperasi dan ketenaga kerjaan agar dapat turun lansung meninjau ke lokasi melihat situasi yang memang terjadi pencemaran lingkungan hingga membuat jenis tumbuhan dan segala bentuk yang hidup di sepanjang perairan sungai tersebut termasuk jenis udang dan ikan jelas tak bisa berkembang biak, papar Buyung.
Pemilik dan penanggung jawab kilang sagu di dusun tanjung baru Desa tanjung Datuk takzim Aciau tivr orang yang terkesan sombong dan kebal hukum itu yang beralamat di jalan imam Bonjol kelurahan kota Selatpanjang saat di temui di kediamannya Selasa (28/10/2025).
terkait persoalan limbah ampas sagu di Kilang Sagu Ia mengatakan memang soal limbah sagu ini semua kilang berbuat hal serupa kita harap pemerintah cari solusinya bagai mana mengatasi limbah sagu tersebut.
" Masalahnya limbah yang berasal dari produksi sagu tersebut menurut pemilik kilang Aciau diharap pemerintah daerah agar dapat segera cari solusi nya itulah ungkapanya di akhir kata dalam menutup pembicaraan."****
LIPUTAN : Zaini Mahadun
EDITOR : R.Arifin