Kamis, 04 November 2021

Abrasi Yang Telah Meluluh Lanta Bibir Pantai Disepan jang Pulau Rangsang itu, Kini Sudah Sangat Mengkuatirkan

KABAR PESISIR NEWS. ID 
KEPULAUAN MERANTI RIAU, -
Abrasi yang disebabkan oleh fenomena alam, yaitu di akibatkan oleh gelombang pasang yang senantiasa menghantam di sepanjang pantai Pulau Rangsang  Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, sudah dalam tahap yang sangat meng khuatirkan.

Pulau yang berada dalam kategori 3T (terluar, terdepan, dan termiskin), bahkan termasuk dalam Lokasi Prioritas  (LOPRI), kini dipulau tersebut telah memiliki  tiga daerah Kecamatan dan sejumlah Desa itu, kini terancam punah, karena setiap tahunnya diperkirakan hampir 10 sampai 15 meter daratannya ambruk kelaut oleh sebap abrasi,  Hal itu terjadi disepanjang bibir pantai yang berhadapan lansung dengan Selat Malaka tepatnya pada bahagian jalur utara pulau Rangsang.
Memang sebagian besar masyarakat daerah pulau Rangsang itu semakin takut melihat kejadian yang  setiap tahun daratan nya ambruk kelaut ,  memang diakui oleh masyarakat bahwa Kabupaten Kepulauan Meranti ini sangat rentan dengan abrasi apalagi di Pulau Rangsang Ini karena pulau ini nerulakan salah satu daerah yang berhadapan dan  berbatasan lansung dengan Selat Malaka.

Menurut data dari bagian Perbatasan Kabupaten Kepulauan Meranti terkait tingkat abrasi di Meranti sampai saat ini sudah tercatat sepanjang 106,87 Km itu terdapat dibeberapa titik, antarnya daerah yang terdampak abrasi yang paling besar di Meranti  terutama di pulau Rangsang sepanjang 73,47 Km,  kemudian daerah pulau Merbau sepanjang 21,3 Km dan Pulau Padang sepanjang 6,6 Km serta daerah Tebing Tinggi sepanjang 5,5 Km (sumber data dari bagian perbatasan) Kabupaten Kepulauan Meranti.   
Sementara diantara beberapa titik tersebut daerah Rangsan lah yang paling terbesar tingkat abrasinya kemudian baru daerah Pulau merbau dan daerah Pulau padang serta daerah  pulau Tebing Tinggi, dimana angin yang disertai ombak besar datang ketika saat musim Angin Utara dan Barat Laut.

Hal ini memang perlu adanya perhatian serius Pemerintah pusat dalam penyelamatan pulau terluar dan terdepan bahkan termiskin ini.
Ada tiga daerah Kecamatan di Pulau Rangsang tersebut yaitu Kecamatan Rangsang tanjung Samak,  Kecamatan Rangsang Pesisir di Telesung dan Kecamatan Rangsang Barat di daerah Bantar dimaba ketiga pulau ini memang sudah sejak lama mengalami abrasi diperkira kan sudah mencapai 1,5 samapai dengan 2 Km tanah perkebunan masyarakat di disitu masuk kelaut diakibat kan oleh gelombang selat Malaka.

Camat Rangsang Barat 
Wan Fahriarmi ketika diminta keterangan saat berada di kantornya,  terkait masalah abrasi di sepajang pantai Rangsang, Ia menyebutkan bahwa,

" inilah yang memang menjadi  Kita selama ini kalau kita mau bicara secara jujur terkait masalah Abrasi tentunya kita harus melihat anggaran nya dari mana , sementara anggaran APBD kita hanya sekian kalau kita mengandalkan dari sumber APBD Meranti memang tidak memungkin kan. Maka harus ada campur tangan dari pihak pusat untuk hal itu" terang Wan Fahriarmi

Dikatakanya juga "Kami atas nama Pemerintah Kecamatan bersama semua elemen tokoh masyarakat, sangat mengharap kan adanya perhatian Kusus dan bantuan dari Pemerintah Pusat terhadap permasalahan yang menjadi isu strategis terhadap pulau terluar dan termuskin ini". Kata Camat Rangsang Barat ,Rabu (3/11/21).

Selain Abrasi, camat itu juga mengatakan  pentingnya sarana dan prasarana di pulau yang termasuk daerah 3T ini, terutama adalah  jalan  yang  menjadi faktor penting yang harus diperhatikan, karena masyarakat yang mayoritas sebagai petani sangat rentan dengan sarana angkutan sebagai penunjang perekono mian nya.
"Masyarakat di Rangsang ini pada umumnya berpropesi sebagai petani sangat rentan dengan sarana transportasi, dimana jalan merupakan salah satu  alat untuk angkutan bahan hasil tani dan pemasaran, hal ini juga menjadi persoalan serius di Pulau ini, karena sebagian besar jalan disini dalam kondisi yang memprihatinkan, sebagai contoh jalan poros  menuju Tanjung Samak saja belum tuntas apa lagi jalan - jalan untuk akses petani di Desa - Desa yang sangat dibutuhkan juga".  Tambah Wan fahriarmi.

Hal senada juga diakui oleh Bupati Kepulauan Meranti, melalui Kabag Humas Protokoler Kepulauan Meranti,
Misran.

Ia mengatakan penanganan dampak Abrasi harus ada campur tangan Pemerintah Pusat, ini mengingat ketidak mampuan APBD Kepulauan Meranti saat ini,
"Kita berharap dukungan dana dari pusat dalam upaya penangulangan dampak abrasi, karena tidak akan mampu jika hanya mengandalkan APBD".papar Humas Kepulauan Meranti."***


LAPORAN           :   ZAINI M
EDITOR               :   REDAKSI

Load comments