Jumat, 23 September 2022

LM2R Minta Transparansi Aparat Hukum Soal Penangkapan Dugaan Narkotika Jenis Sabu 2 Kg Di Meranti.


KabarpesisirNews.com  KPN

SELATPANJANG RIAU,   - 

Untuk diketahui bahwa Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Riau telah menurunkan Anjing Pelacak atau K-9 bernama Pluto di salah satu gudang ekspedisi jasa angkutan laut Jalan Tebingtinggi, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti Riau, Kamis, (22/9/2022) pagi.



Hal ini merupakan penindakan dan penggagalan dugaan penyelundupan 2 kilogram narkoba jenis sabu di Kepulauan Meranti pada Selasa (20/9/2022) malam.



Bahwa Narkoba tersebut diduga dibawa menggunakan kapal lintas batas milik salah satu pengusaha bernama Asian.



Sejauh ini, petugas dari Bea Cukai dan Sat Narkoba Polres Kepulauan Meranti masih melakukan pemeriksaan di kapal maupun dipergudangannya.



Guna memudahkan pemeriksaan, kantor ekspedisi milik pengusaha tempat bongkar muat kapal telah ditutup oleh petugas.



Hingga saat ini, awak media dan beberapa Ormas masih menunggu hasil pemeriksaan.

Menurut Ketua Umum Laskar Muda Melayu Riau (LM2R) bahwa pengungkapan sabu tersebut dilakukan oleh Bea Cukai dan Bareskrim Mabes Polri.



Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2), Kantor BC Bengkalis, Eko Bramantio yang dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp nya juga tidak menyangkal adanya info tentang pengungkapan sabu-sabu tersebut. Menurutnya saat ini petugas BC masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.



"Masih belum selesai. Jadi belum bisa memberi keterangan. Belum tau juga selesai kapan. Mudah-mudahan bisa cepat lah," cetusnya.



Dari pantauan media di lapangan, kantor ekspedisi kapal lintas batas milik Asian ditutup sejak pagi. 



Bahkan pelabuhan kempang yang berada di sebelahnya juga ditutup setelah banyak wartawan dan Ormas yang melihat aktivitas pemeriksaan petugas.



Pemilik Ekspedisi Jasa Angkutan Laut Jalan Tebingtinggi, Kecamatan Tebingtinggi, Asian, mengaku jika saat ini gudangnya sedang diperiksa. Bahkan pemeriksaan menggunakan anjing pelacak.



"Iya sekarang sedang diperiksa dengan anjing pelacak dari polisi dan Bea dan cukai," ungkapnya kepada media

Para wartawan dan Ormas tidak diperbolehkan memantau proses pemeriksaan. Alasannya tidak diberikan izin oleh aparat yang sedang bertugas.



"Dilarang untuk masuk karena mereka sedang kerja. tidak boleh," ujarnya. 



Asian menjelaskan besar kemungkinan pemeriksaan termasuk dalam rangkaian penindakan sejumlah warga yang kedapatan membawa barang dugaan narkoba jenis sabu yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) miliknya, Selasa (20/9/2022) malam. 



"Kemarin tiga orang ditangkap. Kabarnya bawa sabu 2 kilogram. Salah seorang dari mereka anggota kita. 



Dua orang lainnya bekas anggota," sebutnya.  

Namun ia mengaku jika anggotanya tersebut baru saja bekerja sebagai awak kapal miliknya. Sementara, dua orang lainnya bekas anggotanya. 



"Anggota kita itu, baru aja bekerja. Bahkan baru dua trip ikut. Memang baru bekerja sama kita. Saya tidak begitu tau latar belakangnya. Dua lagi mantan anggota saya," ungkapnya. 



Mereka kabarnya ditangkap tidak jauh dari kantor ekspidisinya. "Penangkapan kemarin. Lokasi penangkapan tak jauh dari sini," ujarnya. 



Menindaklanjuti hal tersebut, Ketua Umum Laskar Muda Melayu Riau (LM2R), Jefrizal Berharap agar persoalan ini jangan terkesan masuk angin dan jalan ditempat.



" Jika Atensi Kapolri terkait Narkoba dan perjudian memang benar-benar tidak tebang pilih. Apalagi Menyangkut Kepulauan Meranti, daerah kepulauan ini. Kita sangat berharap jangan ada main-main mata. Ungkap jefrizal



Sikat dan tindak tegas, karna sejauh ini tranparansi dan Kejanggalan beragam Persoalan hukum sangat menjadi buah bibir dikalangan masyarakat.



Dan kita berharap, persoalan narkoba harus dibumi hanguskan. Sejauh yang kita ketahui, masih banyak lagi beredar di tempat-tempat hiburan, transaksi pil jenis ektasi dll.



 Momen Penangkapan ini, mulai bekerja untuk mengawal setiap peredaran dan transaksi serta proses hukumnya.



Dan jangan hanya para generasi muda dan anak dibawah umur saja menjadi sasaran penangkapan. Sementara yang diduga sebagai bos besar pemiliknya, yang hanya menumbalkan generasi penerus bangsa khususnya di Meranti ini, masih bisa duduk manis, nyaman, aman dan adem - adem saja ", jelas Jefrizal."****




LAPORAN             :   PUTRA

EDITOR                 :   R.ARIFIN

Load comments