KabarPesisirNews.Com
LINGGA KEPRI, -
Kondisi tambatan perahu di Kampung Sasah, Desa Sekanah, Kabupaten Lingga, yang dibangun pada tahun 2008, kini semakin memprihatinkan.
Bangunan penopang tambatan mulai lapuk dan nyaris ambruk. Bahkan, insiden berulang akibat kerusakan tersebut hampir saja menelan korban jiwa.
Kadri, akrab disapa Kobar, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sekanah, berkali-kali menyuarakan persoalan ini dalam forum resmi Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbang).
Ia menegaskan, tambatan perahu adalah kebutuhan prioritas masyarakat Sasah yang sebagian besar, yakni sekitar 80 persen, berprofesi sebagai nelayan. “Sudah saya sampaikan berulang kali, tambatan perahu ini bukan kebutuhan kecil.
Nyawa masyarakat bisa terancam kalau terus dibiarkan,” ujar Kobar dengan nada kecewa.
Namun, aspirasi itu disebut tak pernah digubris oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Sekanah. Kobar menyebut, yang justru diprioritaskan adalah pembangunan pelabuhan di Dusun II, yang kondisinya masih baru, namun terus mendapat alokasi pembangunan.
Hal ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan warga. Mereka menduga ada keberpihakan Pemdes Sekanah, mengingat Kepala Desa disebut tinggal di Dusun II sehingga pembangunan lebih banyak diarahkan ke wilayah tersebut, sementara kebutuhan mendesak masyarakat di Kampung Sasah diabaikan.
“Ini insiden kedua yang hampir memakan korban. Tapi tambatan yang rusak terus dibiarkan. Kalau pelabuhan di Dusun II yang masih bagus malah terus dibangun.
Apakah karena rumah kades di sana, sehingga diprioritaskan?” sindir Kobar.
Sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Lingga, Kobar menilai seharusnya Kepala Desa Sekanah bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Provinsi Kepri.
Namun kenyataan yang terjadi, Desa Sekanah yang notabene desa tua justru tampak paling tertinggal.
Masyarakat berharap, pemerintah desa dan juga pemerintah kabupaten segera turun tangan agar kerusakan tambatan perahu Kampung Sasah tidak lagi menjadi ancaman bagi nelayan yang setiap hari menggantungkan hidupnya dari aktivitas melaut."****
LIPUTAN LINGGA : IJAL
EDITOR : R.ARIFIN